Bentuk-Bentuk Drama

Drama dibagi atas beberapa bagian, yaitu: drama berdasarkan sastra cakapannya; drama berdasarkan sajian isinya; drama berdasarkan kuantitas cakapannya; drama berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni lainnya; dan bentuk-bentuk lain.

A. Berdasarkan bentuk sastra cakapannya, drama dibagi menjadi dua, yaitu:
  1. Drama puisi, yaitu drama yang sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi atau menggunakan unsur-unsur puisi.
  2. Drama prosa, yaitu drama yang cakapannya disusun dalam bentuk prosa.

B. Berdasarkan sajian isinya, drama dibagi menjadi tiga, yaitu:
  1. Tragedi (drama duka), yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau muram, yang terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tidak menguntungkan. Keadaan tersebut mengantarkan tokoh pada keputusasaan dan kehancuran. Dapat juga berarti drama serius yang melukiskan pertikaian di antara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa, yang berakhir dengan malapetaka atau kesedihan.
  2. Komedi (drama ria), yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, walaupun selorohan di dalamnya dapat bersifat menyindir, dan yang berakhir dengan bahagia.
  3. Tragikomedi (drama dukaria), yaitu drama yang sebenarnya menggunakan alur dukacita tetapi berakhir dengan kebahagiaan.

C. Berdasarkan kuantitas cakapannya, drama dibagi menjadi tiga:
  1. Pantomim, yaitu drama tanpa kata-kata, hanya menggunakan gerak tubuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain.
  2. Minikata, yaitu drama yang menggunakan sedikit sekali kata-kata.
  3. Doalogmonolog, yaitu drama yang menggunakan banyak kata-kata.

D. Berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni lainnya, drama terdiri atas tiga bagian:
  1. Opera/operet, yaitu drama yang menonjolkan seni suara atau nyanyian dan musik.
  2. Sendratari, yaitu pertunjukan serangkaian tari-tarian yang dilakukan oleh sekelompok orang penari dan mengisahkan suatu dengan cerita dengan tanpa menggunakan percakapan.
  3. Tablo, yaitu drama yang menampilkan kisah dengan sikap dan posisi pemain, dibantu oleh pencerita. Pemain-pemain tablo tidak berdialog.

E. Bentuk-bentuk lain drama, yaitu:
  1. Drama absurd, yaitu drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar konversi alur, penokohan, tematik.
  2. Drama baca, yaitu naskah drama yang hanya cocok untuk dibaca, bukan dipentaskan.
  3. Drama borjuis, adalah drama yang bertema tentang kehidupan kaum bangsawan (muncul abad ke-18).
  4. Drama domestik, yaitu drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa.
  5. Drama duka, yaitu drama yang khusus menggambarkan kejahatan atau keruntuhan tokoh utama.
  6. Drama liturgis, yaitu drama yang pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian gereja (di Abad Pertengahan).
  7. Drama satu babak, yaitu lakon yang terdiri dari satu babak, berpusat pada satu tema dengan sejumlah kecil pemeran gaya, latar, serta pengaluran yang ringkas.
  8. Drama rakyat, yaitu drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festival rakyat yang ada (terutama di pedesaan).

Post a Comment

3 Comments

  1. Kak, mau tanya kenapa ya drama baca kok dimasukkan drama. Padahal pengertian drama itu cerita yang dipentaskan

    ReplyDelete